Peningkatan
Pengetahuan Sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha bidang
pertanian merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh seorang
penyuluh. Salah satu kegiatan tersebut yaitu praktek pembuatan agen hayati oleh
peserta kursus tani Klinik Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Materi yang di
praktekkan dalam kegiatan Klinik PHT adalah pembuatan agen hayati Trichoderma
dan Coryne bacterium. Kegiatan tersebut dilakukan di ruangan pertemuan Kelompoktani
Mukti Senin, 13 November 2014.
Dalam praktek
tersebut para peserta sangat antusias mengikuti semua tahapan dalam pembuatan
agen hayati. Adapun fasilitator yang terlibat yaitu dari penyuluh dari Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Sukalarang dan Petugas
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dari Balai Proteksi Tanaman
Pangan Hortikultura (BPTPH) Sub Unit Wilayah I Cianjur.
Bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan agen hayati Trichoderma antara lain Isolat (Biang)
Tricoderma dan jagung giling untuk proses inkubasi. Sedangkan bahan yang
diperlukan untuk pembuatan Coryne bacterium yaitu Isolat serta larutan ekstrak
kentang gula (EKG) sebagai bahan inkubasi bakteri Coryne bacterium.
Kedua agenhayati
tersebut dapat digunakan setelah di inkubasi sekitar 1-2 minggu dengan
ciri-ciri untuk Trichoderma tumbuh jamur berwarna hijau dan apabila warna hasil
inkubasi berwarna hitam maka Trichoderma tersebut gagal. Sedangkan untuk Coryne
bacterium setelah di inkubasi selama 2 minggu maka akan didapat larutan
berwarna putih jernih dan berbau khas dan apabila berbau busuk maka proses
tersebut gagal dan tidak dapat digunakan.
Trichoderma, dapat
pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.
Trichoderma, dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab
penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum,
Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan
Sclerotium rilfisil. Penggunaan pupuk biologis dan agen hayati Trichoderma,
sangat efektif mencegah penyakit busuk pangkal batang, busuk akar yang menyebabkan
tanaman layu pada tanaman cabai.
Coryne bacterium
dapat mengendalikan penyakit kresek pada tanaman padi yang disebabkan oleh
bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae. Adapun penyakit tanaman lain yang
dapat dikendalikan oleh agens antagonis Coryne bacterium sp adalah penyakit
bercak daun pada jagung, penyakit bengkak akar pada kubis, dan penyakit bakteri
layu pisang
Dengan adanya
kegiatan ini mudah mudahan para peserta kursus tani dapat membuat agen hayati
dan memanfaatkannya untuk usahatani mereka agar terhindar dari serangan hama
penyakit yang menyerang pertanaman mereka.